Minggu, 13 September 2009

~ ENAM PULUH EMPAT TAHUN


Untuk Negeriku tetaplah tersenyum,
Karena apapun yang terjadi buatku Kaulah Juaranya!


Selasa, 18 Agustus 2009

***



Untuk sesosok raga, aku memang tak muda lagi
Enam Puluh Empat Tahun, Usia yang patut buatku untuk kembali bersemayam di bumi
Selaput otak telah penuh dengan cairan paradoks
Syarafnya pun mengalami penyempitan akibat terpenjara dalam ruang minim udara
Jantung kian melemah karena telah dicangkok menjadi tumpukan properti berteknologi mutakhir yang membuat kaki kanan tak tahu apa yang diperbuat kaki kiri
Mata yang rabunnya double degree makin rusak akibat sampah yang menggunung di setiap persimpangan aliran darah
Kulit wajah yang keriput makin kusam akibat mencerna olahan plastik yang dibumbui penyedap tipuan berbentuk polusi terbuat dari fosil leluhur

Yang paling fatal adalah sistem peredaran darah yang bekerja tidak sempurna lagi akibat sering mengkonsumsi racun berkadar tinggi yang sering disebut 'Kolusi, Korupsi dan Nepotisme'
Akankah setiap onggok raga yang ku punya akan sia-sia saja di penghujung usia?
Tentu TIDAK jawab roh yang bertengger di ragaku!
Walau raga itu telah porak porandaAku masih punya kepingan Harga Diri, Punya kekuatan Hati dan Akal positif yang bisa dipakai untuk melatih kembali syaraf-syaraf tubuh,
Menggali kekuatan untuk membangun kerjasama antara kaki kanan dan kaki kiri, Meminimalisir tingkat kerabunan mata dengan berlatih membaca situasi alam yang memang diciptakan untuk dipercantik lalu dinikmati secara bertanggungjawab

Di fase kepala enam, aku sedih teringat cucu-cucuku
Aku tak ingin mereka juga nyaris hancur dan tak berdaya seperti ragaku
Aku ingin mereka punya raga yang kuat yang mampu mengangkat derajat bangsa dan menggempur serangan kapitalis dan imperialis

Aku juga ingin ketika mereka pergi ke Gedung Pertunjukan bukan disuguhkan oleh Shakira, Avril Lavigne atau Beyoncè tapi oleh Lenong Bocah, Naga Bonar atau Merantau
Untuk itu, aku butuh banyak raga agar kembali bangkit!

Sama halnya aku juga butuh banyak raga untuk memapah peti jasadku nanti sebelum bersemayam di bumi.


***

~PS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar