Senin, 11 Januari 2010

Kekuatan Positif bagi Indonesia

***

Biasanya setelah sampai di kantor saya langsung berjalan menuju ruang kerja, namun pagi itu (sekitar satu bulan yang lalu) ketika saya melewati lobi kantor ada hal yang menarik mata saya, dan itu tertuju pada artikel sebuah Surat Kabar berjudul “China Hardware, India Software, Indonesia No-ware”…

Hmm…

Mungkin pernyataan di atas ada benarnya bahwa saat ini China sedang memacu kemampuannya dalam mengembangkan perangkat keras, India sedang fokus di sektor 'perangkat lunak', tetapi kenapa Indonesia justru dikatakan tidak jelas arahnya mau kemana.


Bukan kajian ekonomi industri yang ingin saya ulas di sini, melainkan tentang kekuatan sebuah pencitraan. Terinspirasi dari pencerahan atasan saya di kantor pada waktu yang bersamaan dengan prolog di atas, tentang pencitraan Presiden SBY dan RI yang makin menurun. Saya langsung menjelajah alam pikiran saya tentang betapa dahsyatnya kekuatan media dalam hal pencitraan produk atau orang atau objek pemberitaan. Tema yang dulu pernah saya tulis sebagai thesis ketika mengambil studi Manajemen, persisnya tentang Marketing Public Relations.


~


Belakangan ini dalam konstelasi nasional makin jarang tertangkap mata berita yang bernada positif, beberapa cenderung menyorot permasalahan negatif yang membuat dahi berkerut dan memberikan empati tersendiri bahwa betapa mirisnya kondisi bangsa ini.

Terlepas dari konspirasi apapun di bumi Indonesia tercinta ini, mengapa kita belum sepenuhnya memberikan dukungan positif terhadap negeri ini? Mengapa terkesan banyak hal-hal yang tidak benar yang telah terjadi meskipun mungkin pada kenyataannya itu terjadi, tetapi mengapa preferensi kita tidak diubah untuk membesarkan hati dan jiwa sebagai bangsa yang besar?

Kalimat "Indonesia No ware" yang mencitrakan Indonesia sebagai Negara yang kurang arah, sungguh merupakan ungkapan yang menyedihkan. Saya pikir kita sebagai intelektual muda penerus bangsa tidak rela mendiskreditkan Negara kita sendiri, meski tidak dipungkiri kadang terselip dalam obrolan atau diskusi baik berbicara mengenai kualitas pelayanan publik, atau diskusi ilmiah tentang perkembangan Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang masih jauh tertinggal dari Negara-Negara Tetangga, dimana kita terkadang merendahkan bangsa sendiri dengan mengatakan :

“Biasalah orang Indonesia, tau sendiri ngga disiplin, ngga commit, tukang korup..." dan ungkapan lainnya yang tanpa disadari melemahkan citra bangsa sendiri.


Kita seringkali diberikan wejangan dan pencerahan untuk tetap berpikir positif atas apapun yang terjadi disekeliling kita, atas apapun yang diberikan Tuhan kepada bumi dan segala isinya. Mengapa kekuatan itu tidak kita berikan kepada bangsa kita sendiri?

Mulai saat ini, akan lebih baik bagi kita sebagai bangsa kembali bersatu dan bersinergi melalui kekuatan-kekuatan positif dan meninggalkan imej negatif yang sering ditancapkan untuk bangsa sendiri. Sudah cukup lama kita terlena dalam cerai berai yang berkepanjangan. Bersatu tidak hanya berhenti untuk saling mencela, mencemooh dan menyalahkan satu sama lain tapi juga mendorong pencitraan bangsa ini dengan menggunakan kekuatan publikasi yang positif dan menciptakan word of mouth yang baik untuk membangkitkan dan memberi keharuman nama bangsa di mata kita sendiri dan dalam pandangan dunia internasional.

Sikap ini tentunya semata-mata kita lakukan karena kita bangga menjadi orang Indonesia, dan memiliki keyakinan bahwa kita adalah bangsa yang besar dan bermartabat.


***


"Keep your thoughts positive because your thoughts become your words.

Keep your words positive because your words become your behavior.

Keep your behavior positive because your behavior becomes your habits.

Keep your habits positive because your habits become your values.

Keep your values positive because your values become your destiny"

~ Mahatma Gandhi


P.S. : Sebuah Opini

Sumber gambar - http://shannonstanley.files.wordpress.com

dan www.freefromtears.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar