Kamis, 10 September 2009

Kota Berkelanjutan (The Sustainable City)

Catatan dari Sydney, Australia
Winter 2007


Sydney, kota Metropolitan terbesar yang terletak di Negara Bagian New South Wales, Australia ini merupakan kota dengan ritme kerja yang relatif tinggi namun tetap nyaman sebagai pilihan tinggal. Tidak seperti Ibukota Jakarta, Kota Metropolitan yang cenderung semrawut dan banyak terdapat penyalahgunaan tata ruang kota, Sydney begitu teratur dan telah menerapkan fungsi guna lahan dengan baik, kondisi ini juga memiliki kesamaan dengan kota-kota di Asia seperti Singapura dan Kuala Lumpur, yang menjadikan Ruang Terbuka Hijau sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinteraksi sekaligus menjadi daerah penyangga bagi penyerapan polusi udara kota.



Randwick Council, salah satu daerah suburban di Kota Sydney bagian Timur merupakan kawasan yang didominasi oleh fungsi permukiman, pertokoan (shopping centre), perdagangan, fasilitas kesehatan, pendidikan dan agama. Universitas swasta ternama di Sydney - University of New South Wales (UNSW) juga terletak di suburban ini tepatnya di daerah Kensington. Randwick memiliki beberapa ruang terbuka hijau seperti High Cross Park, Allison Park, dan yang terbesar adalah Cetennial Park.

Kawasan ‘City’ daerah CBD (Central Business District), yang merupakan pusat bisnis dan perkantoran di kota Sydney. Di daerah City juga terdapat Ruang terbuka Hijau yang luas bernama Hyde Park, di taman ini juga terdapat sebuah Museum yang bernama Hyde Park Museum. Di City ini pula terdapat beberapa point of interest yang menarik untuk dikunjungi seperti Museum Art, Darling Harbour, Chinatown, Circular Quay dan masih banyak lagi point of interest lain yang sayang bila tidak dikunjungi. Bersebelahan dengan kawasan City dan Circular Quay terdapat kawasan revitalisasi bangunan warisan bersejarah (Heritage Building) yang bernama ‘The Rock’. Kawasan ini merupakan area favorit bagi penulis karena penulis sangat mengagumi konservasi dari bangunan-bangunan bersejarah seperti juga yang dimiliki di Indonesia antara lain daerah Kota di Jakarta, kawasan Braga di Bandung dan daerah Kota Lama di Semarang. Kawasan The Rock memiliki bangunan bersejarah yang dimanfaatkan dengan baik menjadi objek wisata bagi turis yang berasal dari Mancanegara. Di kawasan ini juga terdapat Weekend Market yang bernama The Rock Square yang terletak dekat dengan Harbour Bridge, Sydney. Kawasan The Rock juga merupakan pusat entertainment local dimana terdapat live music cafĂ©, bar dan restoran yang menyediakan berbagai jenis makanan ala barat.

Dari pengalaman penulis selama beberapa hari berada di Kota Sydney, banyak hal yang bisa kita adopsi dari penataan dan peruntukkan fasilitas publik di kota ini, diantaranya: fasilitas pedestrian yang begitu nyaman; fasilitas bagi pengguna jasa transportasi publik yang terkoordinir dengan baik, untuk pengguna jasa transportasi di kota Sydney dapat mengakses situs http://www.bus123.com.au/ untuk mengetahui informasi seputar rute/jalur transportasi dalam kota Sydney; fasilitas ruang terbuka hijau sebagai ruang penyangga dalam kota Sydney, fasilitas internet 24 jam yang dapat diakses secara gratis di beberapa ruang publik seperti di mal, perkantoran, stasiun dan airport.

Untuk dapat menjadi kota yang tertata dengan baik dan memiliki fasilitas yang memberi kenyamanan kepada public pasti akan membutuhkan waktu yang lama. Namun demikian, proses menuju kota yang mengedepankan kepentingan publik haruslah dapat dimulai dari sekarang oleh aparat pemerintah daerah di Indonesia khususnya di kota-kota Besar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Bali.

(cont'd)

~ PS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar